Pemerintah Selandia Baru memberikan program beasiswa kompetitif melalui The New Zealand-Asean Scholarship (NZAS).
"Ada
50 beasiswa untuk S2 dan S3 dari pemerintah New Zealand, pendaftarannya
dimulai pada Januari hingga April 2014, Mei-Juni 2014 seleksi," kata
Regional Director for Southeast Asia Izak Human kepada rekan media di
Sentral Senayan II, Senin (10/3/2014).
Beasiswa tersebut merupakan
kepedulian dari pemerintah Selandia Baru yang memberikan bantuan resmi
pembangunan di ASEAN. Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT)
serta program bantuan lainnya dengan memberikan skema beasiswa.
Adapun
kriteria umum untuk layaknya mendapatkan beasiswa ini, yaitu Warga
Negara Indonesia (WNI) dan telah tinggal di Indonesia paling tidak
selama dua tahun pada saat aplikasi. Tidak memiliki kewarganegaraan atau
status tinggal permanen untuk di Selandia Baru, Australia, atau negara
lain.
Tidak memiliki atau telah mendapatkan beasiswa 24 bulan pada
saat aplikasi ke Selandia Baru atau Pemerintah Australia. Selain itu,
untuk umur sebaiknya berada di bawah 40 tahun pada saat aplikasi.
Sementara bagi guru, umur minimal di bawah 45 tahun untuk doktor/studi
PhD.
Tidak memegang kualifikasi pada tingkat yang sama atau dalam
bidang yang sama dari studi tingkat yang sama, artinya pemegang gelar
sarjana harus mendaftar untuk Master atau studi PhD, dan lulusan Guru
harus mendaftar untuk studi PhD.
Persyaratan selanjutnya adalah
Bahasa Inggris, yaitu IELTS memiliki minimum (akademik) 5,5 secara
keseluruhan, dengan tidak kurang dari 5,0 atau skor TOEFL lebih dari
513, artinya tidak lebih dari 24 bulan pada saat melamar dan hasil tes
internasional yang disukai.
"Bagi yang kemampuan Bahasa Inggrisnya
masih kurang, jangan khawatir. Akan ada pelatihan Bahasa Inggris
sebelum berangkat ke Selandia Baru dan ditanggung oleh pemerintah
Selandia Baru bagi yang lolos mendapatkan beasiswa," kata Izak Human.
Menurutnya,
beasiswa ini terbuka untuk calon yang memenuhi syarat dari sektor
publik, swasta dan masyarakat sipil. The New Zealand-ASEAN Scholar
Awards berusaha memperdayakan individu dengan pengetahuan, keterampilan
dan kualifikasi untuk berkontribusi pada pengembangan ekonomi, sosial
dan politik yang berkelanjutan di negara-negara ASEAN.
Selain
itu, untuk mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di luar negeri dapat
pula menghadiri pameran pendidikan Selandia Baru di Surabaya dan
Jakarta.
Untuk pameran pendidikan di Surabaya akan digelar pada
Sabtu, 15 Maret 2014 bertempat di Hotel Shangri-La, sementara di Jakarta
pada Minggu 16 Maret 2014 di Hotel Grand Hyatt.
Dalam pameran ini
mahasiswa Indonesia akan mengetahui bahwa Selandia Baru menawarkan
paket lengkap, kualitas pendidikan yang tinggi dan pengalaman belajar
yang pribadi, gaya hidup yang menyenangkan dan kualifikasi pendidikan
yang memberikan dasar untuk membantu lulusan mendapatkan yang mereka
inginkan.
"Kamu dapat belajar di salah satu dari delapan Perguruan
Tinggi di Selandia Baru, yaitu: Auckland University of Technology
(AUT), Lincoln University, Massey University, University of Auckland,
University of Canterbury, University of Otago, Victoria University of
Wellington, University of Waikato, dan Unitec Institute Teknologi
(Politeknik)," jelasnya.
Sementara itu Education New Zealand (ENZ)
Market Development Manager Indonesia, Yenny Chen mengatakan, di
Indonesia, pendidikan gratis hanya berlaku untuk jenjang SD dan SMP.
Sementara di Selandia Baru, pendidikan gratis dapat ditempuh mulai dari
pre-school hingga tingkat SMA. Menurutnya, pendidikan gratis tersebut
hanya berlaku untuk sekolah negeri saja.
"Di Selandia Baru,
pendidikan gratis selama 13 tahun dari usia dua tahun, yaitu pre-school
sampai SMA. Hanya untuk di sekolah negeri. Kalau mau di sekolah swasta,
ya, harus bayar," kata Yenny.
Yenny menjelaskan, pendidikan tinggi
di Selandia Baru membutuhkan biaya hingga 24 ribu dolar Selandia Baru
atau sekira Rp 230,9 juta (dengan kurs Rp 9.621 per satu dolar). Namun,
untuk mahasiswa asing mendapat subsidi hingga 70 persen dari total biaya
tersebut.
"Karena ada subsidi dari pemerintah, biaya kuliah yang
harus ditanggung senilai 6.500 dolar Selandia Baru (Rp62,5 juta),"
tuturnya.
Kemudian, keuntungan yang diperoleh mahasiswa Indonesia
yang melanjutkan pendidikan master dan PhD di Selandia Baru adalah
fasilitas bagi keluarga. Bahkan, pemerintah Selandia Baru menanggung
biaya pendidikan anak dari mahasiswa Indonesia yang menjalani
perkuliahan S-2 dan S-3 di sana.
"Mereka yang membawa keluarga
bisa dikasih izin kerja full time tanpa harus melamar. Jika membawa anak
di bawah 18 tahun, biaya sekolahnya pun ditanggung pemerintah di
sekolah negeri," jelasnya.