Indonesia merupakan negara yang besar dengan jumlah penduduk yang
juga besar. Sayangnya, jumlah penduduk Indonesia yang telah memiliki
gelar doktor relatif rendah dibanding negara-negara berpenduduk besar
yang lain seperti India, Tiongkok, dan Amerika. Pada tahun 2011 lalu,
jumlah penduduk Indonesia yang yang telah menyelesaikan studi S3 baru
23.000 dari jumlah penduduk yang waktu itu telah mencapau 230 juta jiwa.
Sementara, India telah memiliki 1,69 juta doktor dan Amerika dengan 3,1
juta doktor. Pemerintah Indonesia berhasil meningkatkan jumlah doktor
menjadi 25.000 orang pada tahun 2012.
Sebagai salah satu langkah strategis
untuk menyediakan layanan pendidikan tinggi yang bermutu, relevan,
berdaya saing internasional dan berkesetaraan di semua provinsi, yang
terjangkau (Renstra Kemendiknas 2010-2014, T4), Kementerian Pendidikan
Nasional Republik Indonesia mencanangkan/mengadakan beberapa program
khusus yang bertujuan untuk menyediakan dosen berkompeten dengan
kualifikasi Doktor.
Program percepatan kualifikasi doktor
di perguruan tinggi ini adalah satu dari lima prioritas sebagaimana
dinyatakan oleh Menteri Pendidikan Nasional. ”Saat ini terdapat 23 ribu
dosen yang berlatar belakang pendidikan doktor (S3) dari 270 ribu dosen.
Jumlah tersebut hanya sekitar delapan persen. Karena itu, sampai dengan
2014-2015 dapat ditingkatkan menjadi 20% atau 30 ribu. Jadi setiap
tahun harus ada tambahan doktor baru di perguruan tinggi sekitar 5-6
ribu”. Pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah doktor di
Indonesia hingga mencapai target jumlah doktor yang semakin mencukupi di
tahun 2015.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah melalui penyelenggaraan
program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul
(PMDSU). Beasiswa ini mengembangkan skema pendidikan bagi para awardee
untuk menyelesaikan studi S2 dan S3 hanya dalam waktu 4 tahun. Durasi 4
tahun ini jauh lebih cepat dari masa studi normal yang mencapai 6-8
tahun.
Program Beasiswa Pendididikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU)
ini ditujukan bagi lulusan sarjana (S1) terbaik (fresh graduate) di
tanah air yang ingin menjadi dosen. Mereka akan menerima beasiswa ini
dengan menempuh pendidikan hingga doktor (S3) selama empat tahun.
Beasiswa PMDSU ditawarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)
yang pendaftarannya kini dibuka untuk Beasiswa PMDSU Batch II tahun
akademik 2015/2016. Dengan terselenggaranya program beasiswa ini,
diharapkan akan menghasilkan percepatan masa studi untuk menghasilkan
lulusan S3, atau bergelar doktor. Dan harapannya, kebutuhan akan lulusan
bergelar doktor, untuk ikut berperan serta memajukan pendidikan
nasional, akan lebih cepat terealisir.
Pembukan Batch II 2015/16 dan Kampus-kampus Yang Dapat Dipilih
Kini, Beasiswa PMDSU ditawarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Dikti), dan pendaftarannya kembali dibuka untuk Beasiswa PMDSU Batch
II tahun akademik 2015/2016. Perguruan tinggi penyelenggara Beasiswa
PMDSU Batch II 2015, di antaranya Institut Pertanian Bogor, Institut
Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Andalas,
Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijaya, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, dan Universitas Sumatera Utara. Kamu dapat memilih
melanjutkan pendidikan di salah satu universitas tersebut.
Prosedur dan Persyaratan Umum
Berbeda dengan beberapa program beasiswa Dikti lainnya, seperti
BPP-LN atau BPP-DN yang khusus ditujukan bagi pelamar yang sudah
berstatus dosen atau calon dosen, Beasiswa PMDSU terbuka bagi fresh
graduate yang ingin menjadi dosen. Dengan skema S2 + S3 yang diharapkan
bisa diselesaikan dalam 4 tahun, calon peserta yang lulusan S1 bisa
mulai mempersiapkan diri studi lanjut sampai dengan pendidikan S3. Namun
harus terlebih dahulu dimulai dengan mendapatkan bimbingan promotor
yang nantinya diusulkan pelamar saat pendaftaran.
Pembiayaan beasiswa PMDSU di antaranya meliputi biaya riset di
kelompok peneliti/promotor (maksimum Rp 60 juta/per tahun), outsourcing
fasilitas riset di dalam dan luar negeri, biaya seminar, biaya
pendidikan (SPP/UKT), biaya hidup dan tunjangan mahasiswa, dan biaya
administrasi.
Persyaratan umum:
1. Lulus S1 dalam tiga tahun terakhir
2. Memiliki IPK minimum 3.25
3. Mendaftar secara online melalui
beasiswa.dikti.go.id/pmdsu
Pendaftaran:
Pelamar Beasiswa PMDSU dapat mendaftar secara online melalui laman Beasiswa PMDSU Dikti (
beasiswa.dikti.go.id/pmdsu) mulai 25 Mei – 18 Juli 2015.
Di laman tersebut tersedia nama calon
promotor yang bisa dipilih untuk diajukan sebagai promotor atau
pembimbing. Pelamar dapat melihat profil mereka, seperti rekam jejak
bidang studi, kajian riset, dll. Sebelum mendaftar Beasiswa PMDSU,
kamu diminta melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan calon promotor
tersebut, termasuk misalnya menyanyakan kesediaan mereka untuk menjadi
promotor kamu.
Para promotorlah yang nanti memutuskan
siapa yang mereka setujui untuk menjadi bimbingan mereka. Setelah itu,
pelamar mendaftar ke program pascasarjana (PPs) pada kampus mereka
dengan memenuhi segala persyaratan masuk di universitas tersebut.
Daftar universitas tertera di laman
web tersebut diatas dapat menjadi acuan dan pertimbangan bagi kamu yang
berminat. Kegiatan pendaftaran ke PPs dan pendaftaran Beasiswa PMDSU
bisa kamu lakukan secara bersamaan. Namun, pelamar disarankan mendaftar
terlebih dahulu ke PPS tujuan. Lebih teknis bisa dilihat di panduan
Beasiswa PMDSU yang bisa diunduh di laman Dikti di atas.
Pelamar hanya diperbolehkan mengajukan
usulan kepada satu perguruan tinggi (PT) penyelenggara PMDSU. Penetapan
penerima beasiswa PMDSU akan diumumkan oleh PPs tempat studi. Jika
diterima, kamu akan menandatangani kontrak dengan Dikti sebagai calon
dosen.