Melanjutkan
studi di luar negeri tentu membutuhkan persiapan yang matang baik dari
segi akademis maupun dari segi finansial. Meski pembiayaan pendidikan di
luar negeri khususnya di negara Eropa terbilang murah, para calon
pelajar atau mahasiswa tetap harus memperkirakan biaya selama di sana.
Nah
bagi kamu yang ingin melanjutkan pendidikan ke Jerman khususnya untuk
jenjang master. Bisa disimak pengalaman dari Ajeng Riandini yang kini
tengah merampungkan studi di Brandenburg University of Technology untuk
jurusan World Heritage.
Ajeng yang merupakan lulusan Sastra
Perancis Universitas Indonesia ini mengungkapkan bahwa tidak ada masalah
pembiayaan selama tinggal di Jerman. Biasanya dalam sebulan dirinya
menghabiskan sekitar 500 euro hingga 600 euro untuk bertahan hidup di
kota Cottburg yang berjarak kurang lebih satu jam perjalanan dari
Berlin.
"Itu untuk biaya hidup. Kalau untuk biaya kuliah juga
terbilang murah. Kebetulan aku berangkat ke Jerman dengan biaya sendiri
tanpa bantuan beasiswa," ujar Ajeng.
Ia menjelaskan bahwa dirinya tidak dikenai
tuition fee saat masuk universitas. Hanya saja ada uang pendaftaran atau
enrollment
sebesar 250 euro yang harus dibayarkan tiap semester. Namun sesuai
dengan peraturan pendidikan di Jerman, besaran pembayaran masing-masing
universitas berbeda tergantung kebijakan negara bagian masing-masing.
Selanjutnya
untuk akomodasi, ia menuturkan bahwa ada berbagai pilihan yaitu asrama
pelajar (student dorm) atau apartemen berbagi (flat share). Keduanya
sama-sama menawarkan harga yang murah yaitu berkisar di antara 250 euro
hingga 300 euro. Namun fasilitas yang disediakan memang berbeda.
"Kalau
dorm itu 250 euro udah paling mahal tapi peralatan ruangan dan jaringan
internet harus sedia sendiri. Kalau di flat harganya nggak jauh berbeda
tapi semuanya udah lengkap tinggal masuk aja," jelas Ajeng yang tinggal
berlima bersama rekan kuliahnya yang berasal dari Jerman.
Sementara
untuk transportasi dan makan, ia mengakui bahwa ada keuntungan yang
diperoleh saat menjadi mahasiswa atau pelajar. Dengan menunjukkan kartu
mahasiswa, ia dapat mengakses transportasi umum seluruh Brandenburg dan
Berlin secara gratis.
"Kalau untuk makan, restoran kampus memang
paling murah. Fasilitas kampus seperti berenang juga ada keuntungan.
Tapi untuk fasilitas lain ya sama saja," ungkapnya.
Ia juga
menambahkan tidak ada kendala bahasa yang dialami selama tinggal di
Jerman. Untuk kuliah, ia kebetulan memilih program berbahasa Inggris.
Namun untuk sosialisasi sehar-hari, warga di daerahnya banyak yang paham
dengan bahasa Inggris sehingga tidak menyulitkannya yang memiliki
kemampuan bahasa Jerman biasa saja.
"Bahasa Jermanku kurang
bagus. Jadi sering pake bahasa Inggris. Tapi nggak masalah kok. Ya kalau
kepepet ujung-ujungnya pake bahasa tarzan," tutupnya.
Dihubungi
terpisah, perwakilan dari DAAD Olivia Sopacua juga menjelaskan bahwa
biaya hidup di Jerman umumnya berkisar sekitar 8.040 euro per tahun atau
670 euro per bulan untuk kota-kota seperti Berlin, Frankfurt, Hamburg
dan Muenchen.
Sementara untuk pembiayaan pendidikan, biasanya
tergantung perguruan tinggi masing-masing untuk jenjang master dan
doktorat. Skema pembiayaannya pun terbagi dua yaitu pembayaran
tuition fee dan
semester fee yang dibayarkan tiap semester.
"
Semester fee ini gunanya untuk organisasi kemahasiswaan atau fasilitas kampus lainnya," jelas Olivia.
Sumber: Kompas.com
Beasiswa lainnya: