Apakah Anda memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan S-2
maupun S-3 namun terkendala biaya? Tidak perlu khawatir karena saat ini
banyak sponsor yang menyediakan program beasiswa baik parsial maupun
secara penuh.
Salah satunya program beasiswa pendidikan Indonesia
(BPI), beasiswa presiden Republik Indonesia (BPRI), serta beasiswa
afirmasi besutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di
bawah pengelolaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Seluruh
beasiswa tersebut akan menanggung seluruh biaya perkuliahan dan biaya
hidup.
"Beasiswa tersebut terbuka untuk semua bidang ilmu. Mulai
dari ilmu alam, formal, terapan, sosial, humaniora, dan agama. Siapapun
boleh mendaftar sesuai dengan batas usia yang ditetapkan, yakni maksimal
35 tahun untuk program magister dan 40 tahun untuk S-3 yang telah
memenuhi kriteria akademik dan lolos seleksi. Dan tidak ada ikatan dinas
dengan mengikuti program tersebut," papar Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di Kemendikbud, Senayan, Jakarta
Selatan, Selasa (1/4/2014).
Pada dasarnya, baik BPI maupun BPRI
sama-sama membuka kesempatan masyarakat untuk menempuh pendidikan S-2
dan S-3 di dalam dan luar negeri. Namun, khusus untuk BPRI, program
beasiswa yang disediakan hanya untuk di luar negeri, khususnya 50
perguruan tinggi terbaik di dunia.
"Syarat yang paling membedakan
BPRI, yaitu harus diterima di 50 perguruan tinggi terbaik dunia. Kalau
yang lain, boleh di dalam negeri atau di luar negeri. Lebih fleksibel.
Besok akan diluncurkan secara resmi," ungkapnya.
Direktur Utama
LPDP Eko Prasetyo menambahkan, LPDP memiliki dana sebesar Rp15,6
triliun. Namun, hanya Rp500 miliar yang dianggarkan untuk membiayai
seluruh program beasiswa tersebut.
Meski demikian, Eko menjamin
jika seluruh biaya, baik biaya kuliah maupun biaya hidup setiap penerima
beasiswa akan terpenuhi. Besarannya, kata Eko, disesuaikan dengan
negara tempat mereka berada.
"
Living cost ditentukan
berdasarkan negara dan kota masing-masing. Contoh di Eropa, yakni
Inggris. Kami bedakan antara London dan non London. Contoh lain, di
Australia, kami bedakan antara Melbourne, Canberra, Sydney dan
sebagainya," ungkap Eko.
Tahun ini, BPI menyediakan kuota 2.032
orang dan BPRI sebanyak 100 orang. Namun, Eko tidak menampik jika jumlah
tersebut dapat melebih kuota yang telah ditetapkan. Mau cek dulu apa
pilihannya,
Anda bisa melihatnya di laman"Itu capaian minimal. Lebih dari itu bagus. Untuk BPRI ada
benefit lain.
Untuk jenjang master diberikan Rp50 juta per orang dan S-3 Rp100 juta
per orang. Bahkan, mereka juga diberi kesempatan untuk short course
setelah lulus karena mengingat seleksi yang harus mereka lalui, yakni
menembus 50 perguruan tinggi terbaik se dunia tidak mudah," tutupnya.
Beasiswa lainnya: