Para mahasiswa jurusan desain interior dan arsitektur kembali
mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam
rancang bangun melalui kompetisi Nippon Paint Young Designer Award
(NPYDA). Kompetisi tahunan tingkat internasional itu digelar di sembilan
negara Asia, yakni Indonesia, China, Jepang, Malaysia, Pakistan,
Singapura, Thailand, Vietnam, dan Hong Kong.
Tahun ini, tema yang diusung adalah "
Re:Think Re:Create Future Living 2030".
Kompetisi kali ini menantang para mahasiswa untuk melakukan visualisasi
dan perancangan komunitas ideal yang mampu mendobrak batas kehidupan
masa depan 10-20 tahun yang akan datang.
Peserta diminta
menemukan area atau bangunan yang telah ada untuk didesain ulang menjadi
hunian yang ideal dengan struktur yang merupakan gabungan desain yang
kreatif, inovatif, dan ramah lingkungan. Desain itu, diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih sehat, harmonis, dan berwarna
dalam konteks 2030.
Head of Marketing PT Nipsea Paint and
Chemicals Irena Josoeb menyebut, meski mengacu pada hunian di masa
depan, desain yang yang ditampilkan harus tetap memiliki ciri Indonesia.
Desain pun harus realistis dengan kondisi Indonesia sebenarnya.
"Walaupun temanya
Future Living 2030, dunianya
masih konteks Indonesia. Bukan futuristik. Tetap ada elemen Indonesia,
harus realistis. Sesuai dengan kondisi Indonesia yang memang negara
tropis bukan tahu-tahu bisa turun salju," ujar Irena di Artotel,
Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2014).
Irena menyebut, konsep "
Re:Think Re:Create"
sudah menjadi topik NPYA sejak dua hingga tiga tahun lalu. Tahun lalu,
konsep tersebut harus diterapkan kepada bangunan yang sudah ada namun
ditinggalkan. Sedangkan tahun ini, konsep tersebut diterapkan untuk
menghasilkan bangunan baru untuk masa depan.
"Kali ini, kampus
yang kami ajak juga lebih banyak, yakni 25 kampus sedangkan tahun lalu
hanya 18 kampus. Peraturan baru yang kami tambah adanya ketentuan luas
proyek. Untuk kategori arsitektur minimal 5.000 meter persegi dan 3.000
meter persegi untuk kategori desain interior. Hal ini muncul karena
keluhan para juri yang merasa sistem penilaian tidak sama karena luas
proyek yang juga berbeda," paparnya.
Tidak hanya itu, Irena
mengaku, rentang waktu pendaftaran NPYA 2014 sengaja disediakan lebih
panjang dibandingkan tahun lalu. Dengan demikian, lanjutnya, mahasiswa
memiliki kesempatan lebih luas untuk mengikuti kompetisi tersebut.
"
Deadline pendaftaran
NPYA 2014 adalah 14 Agustus 2014. Jadi sekarang lebih banyak waktu,
yakni selama tiga bulan agar semakin banyak mahasiswa yang
berpartisipasi," tutur Irena.
Selain mendapatkan hadiah menarik, para pemenang dalam kompetisi NPYA akan dikirimkan ke Tokyo, Jepang untuk mengikuti
workshop desain
internasional. Mereka akan mendapat kesempatan untuk menimba ilmu
sekaligus mempresentasikan karya di hadapan para aristek dan desainer
interior kelas dunia.
Beasiswa lainnya: